Jumat, 24 Agustus 2012

Lupa = Saat dimana kamu membutuhkan kantong Doraemon (Part 2)


Yap, makin diinget-inget makin aneh-aneh aja insiden kelupaan sesuatu yang pernah aku alamin sampe sekarang. Coba aja kalo kantong doraemon tu dari dulu-dulu dijual dimana-mana dan sama banyaknya kaya orang jualan rokok. Masalah jalan kaki hujan-hujan 5 kilometer bisa selesai dalam waktu kurang dari 5 detik pake pintu kemana saja. Simpel!
Beberapa kelalaian atau lebih tepatnya kebodohan lain yang pernah aku rasain adalah sebagai berikut ... :)

1. Hari kamis sore pukul setengah lima adalah saatnya kuliah bahasa inggris pada semester itu. Mandi udah, makan siang udah, tinggal beres-beres dan manasin motor buat kekampus. Tak disangka, tak dinyana, tidak ada logika, tiba-tiba turun ujan deres banget. Gak lama kemudian air udah menggenang. Ga mungkin kekampus dengan situasi kaya gini.
Akhirnya aku lipet celana panjang jadi selutut, pake jas ujan, sendal jepit, dan rencananya sepatu aku masukin plastik di dalem tas. Tanpa mikir macem-macem lagi akhirnya perjalanan 1,5 kilometer menerobos hujan deras aku lalui sambil berkata dalem hati "tungguu akuuu Bapak Doseeenn!! Akuu dataaaangg."
Setelah sampe parkiran, masih ada 15 menit sebelum kelas mulai. Bisa untuk siap-siap dulu pikirku. Dengan keadaan make sendal jepit & celana kaya orang kebanjiran aku berlari-lari kecil menuju kampus. Setelah sampai disamping gedung kampus, aku mau ganti sendal yang aku pake dengan sepatu yang aku simpan di tas. Setelah ngebuka tas, yang ada di dalem tas cuma binder sama kotak pensil. "Ohh, aku gantung dimotor berarti", pikirku saat itu. Ternyata di motorpun ga ada sepatuku disana. Yang berarti aku kekampus ga bawa sepatu. Ga ada orang dirumah. Sedangkan ga pake sepatu itu ga boleh ikut kuliah. "SHIIIIITTT!!! Gebleeekk Luuu Tiiooo!!" *jedotin pantat ke tembok (kalo kepala sakit)*. Sekali lagi, andai ada pintu kemana saja atau mesin waktu, masalah selesai! Akhirnya pada pertemuan waktu itu, aku tetep bisa ikut kuliah. Bersyukur ada teknologi bernama henpon :)

2. Beberapa minggu lalu aku nginep di rumah salah satu om di Tangerang. Sore itu aku sedang menikmati permen karet saat kemudian tiba giliranku mandi sebelum mau pergi jalan-jalan. Karena ga ada tempat sampah di dalem kamar mandi akhirnya aku tempelin dulu tuh permen karet ke tembok waktu aku mau sikat gigi (jangan ditiru!!!), dengan maksud langsung mau aku buang habis selesai mandi nanti. Tidak lama kemudian giliran omku yang mandi. "Koq ada permen karet nempel di kamar mandi ya ini??!!" Yap, aku lupa sama permen karet yang tadi aku tempel ditembok. Mau ditaruh dimana ini muka?

3. Beberapa bulan lalu sebelum ke kampus aku sempet mau ngisi bensin motor dulu. Setelah ngantri, giliranku tiba. Kunci motor aku bawa di tangan kanan. Karena mau ngebuka tutup tangki bensin, kunci motor sementara aku taruh di bagasi motor di bawah jok. "Dari nol ya Mas" suara  petugas disana memberitahukan. Sepintas tidak ada yang aneh, tidak ada tanda-tanda akan ada malapetaka, hidup begitu damainya berputar. Setelah aku membayar, aku lalu menutup tangki bensin, aku tutup jok motor. Aku ngeliat ke arah stang motor dan ke arah kunci jok motor. "Kenapa kunci motorku ga ada yaa?" gumamku saat itu. Bodoh bukan?

Dari sekian lama perenunganku ini, masalah kelupaan tidak bisa dipisahkan dari kata kecerobohan. Ceroboh   disebabkan kurang/tidak hati-hati. Kurang hati-hati kadang disebabkan karena meremehkan atau kurang berpikir panjang. Dan semuanya kembali ke kebiasaan kita sehari-hari. Apabila kita terbiasa untuk selalu berpikir kedepan mengenai resiko-resiko apa saja yang bisa terjadi ketika kita melakukan suatu hal, maka tentunya kita tidak akan mudah melakukan hal-hal sembrono yang berujung pada kesialan nantinya.
Semakin kita beranjak dewasa pola pikir kita akan berubah dan mengerti bahwa untuk meraih suatu hal ga ada jalan yang bener-bener praktis semudah ngambil alat di kantong doraemon. Begitu beruntungnya Nobita saat itu bisa didatengin oleh mesin yang dewa banget. Tapi karena sarana yang dipunyainya itulah dia jadi terbiasa untuk mengambil jalan pintas, memaksa untuk pinjam alat milik Doraemon tanpa mau berjuang terlebih dahulu. Akhirnya tngkah lakunya pun tidak berkembang, tidak bisa dewasa. Buktinya dari dulu aku belum sekolah sampe sekarang udah kuliah, Nobita masih teteeeeeeeeeeeeppp aja kelas 4 SD. #namanyajugakartun
Di dunia nyata waktu ga bisa diulang-ulang, gabisa pindah-pindah tempat dalam sekejap, ga ada pensil komputer, mesin pencabut bulu ketek ato apa itulah. Semuanya harus pake usaha dan apa resiko yang kamu dapet adalah bener-bener dari hasil apa yang kamu lakuin sebelumnya. Yap, semakin kita tua kita bakalan semakin kehilangan indahnya dunia imajinasi anak-anak, dimana masih banyak hal-hal ajaib diluar nalar. Hidup menjadi semakin keras dan penuh persaingan. 
Kabar baiknya adalah kartun Doraemon masih sering tampil di TV *lhoo
Cheers!!











Source image: kawaiikakkoiisugoi.com

Kamis, 23 Agustus 2012

IS Divo Begins!!

Sebelum masuk ke post kali ini, saya mau menyatakan 2 buah pengakuan dengan tujuan supaya setelah post ini dipublikasikan tidak akan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan maupun diuntungkan baik secara materi, jasmani, maupun rohani.
1. Yang pertama, saya mengucapkan permohonan maaf serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Saudara Hardiono Aron yang telah mencetuskan ide membuat post tentang IS DIVO ini (mau tahu apa itu IS DIVO? Lanjuuuuuuttt ...... ) yang dengan telah terpublikasikannya post ini berarti secara diam-diam saya sudah mencuri ide miliknya tersebut. Hidup itu KERAS jendraaaaalll..!! Ojo nesu yo, bar iki tak jajakke. Hehe
2. Yang kedua, ehhmmm..... Saya punya boyband.... Yak, bener. "BOYBAND".... Oke, sebut aja Grup Vokal biar nggak merinding lagi aku ngetiknya..

Jadi gini, yang bakal aku tulis disini adalah kisah lahirnya dan perjalanan karir sebuah grup yang penuh intrik beranggotakan 4 pemuda idaman mertua yang mencoba eksis di blantika musik SMA kami dulu..


Anggota:

1. Eldo C.R a.k.a Abon, Eldo'o. Sekilas fisiknya mirip Tria Changcuters. Penggemar bola, film2 box office, komik, dan game online. Anggota yang paling terpisah jauh, karena sekarang beliau sedang merantau untuk menuntut ilmu di kota Tangerang. Vokalis sekaligus backing vokal.



Eldo

2. Epafras B. a.k.a Efapras, Bardiman, Budi, Budi Anduk, Budi kain perca, Praso, Soki, Soba, Anak WC, Bassmanto, Progressive Boy, etc. Seorang aktivis dikampusnya. Anggota yang paling sering dibully & paling banyak musuh. Sering tidak bersahabat dengan perutnya sendiri saat beraktivitas. Vokal dan Gitaris.



Epafras

3. Baskara D. H. a.k.a Antio (?). Anggota yang paling jayus, suka bercanda, dan paling cinta budaya Indonesia (baca: jam karet). Sedang menuntut ilmu di Yogyakarta. Rajin kalo ada yang gratis-gratis. Tidak suka yang pedas-pedas. Vokal dan Jimbe.



Antio

4. Hardiono Aron a.k.a Gono, TB, Hardi. Pribadi yang sudah pernah saya perkenalkan di post sebelumnya.  1 kampus, 1 fakultas, dan 1 jurusan dengan Epafras. Vokal dan Pianika.



Aron


Dan lembar pertama kisah itupun dibuka...

Sore yang mendung itu kami berempat berkumpul di garasi rumah Gono untuk berlatih paduan suara mempersiapkan perlombaan paduan suara lagu-lagu rohani antar kelas yang akan diadakan esok harinya, saat memperingati acara Paskah SMA kami. Sebenernya yang harusnya dateng waktu itu bukan cuma kami berempat. Melainkan semua murid kelas 11 IPS 1 & 11 IPS 2. Karena hanya ada kami berempat, kami memutuskan untuk tidak jadi latihan dan sempat berniat untuk mengundurkan diri. Karena ga ada kerjaan, kami datang ke sekolah dan juga ke Gereja Bethany untuk melihat-lihat persiapan teman-teman panitia untuk acara esok hari. Persiapannya cukup baik dan aku juga sempat mendengar bahwa kelas-kelas lain sudah banyak yang berlatih paduan suara tersebut.
Karena sudah mulai malam, kami segera mencari warung makan. Warung penyetan di jalan kalimangkak kami datangi. Kami sudah mulai males untuk mikirin perlombaan besok, toh bukan salah kami juga kenapa kelas kami ga bisa tampil esok hari. Ditengah obrolan kami yang makin tidak jelas tiba-tiba salah satu dari kami kepikiran, "kenapa engga kita berempat aja yang tampil buat besok?"
Sekolah kami adalah sekolah Kristen, tiap tahun diadakan lomba seperti ini ketika merayakan Paskah. Diantara kami berempat, Aku(Antio) dan Gono adalah penghuni 11 IPS 1. Sedangkan Epafras dan Eldo adalah penghuni kelas 11 IPS 2.
Jujur pertama-tama aku masih ga yakin untuk tampil cuma berempat, sedangkan kelas lainnya 30an anak. Karena desakan dari 3 sobatku tadi, akhirnya akupun setuju. Eldo langsung ngibrit pulang ke rumah untuk ngambil buku lagu-lagu rohani, agar kami bisa memilih lagu yang 'sedikit' mudah dimainkan tanpa harus berlatih lama-lama. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, kami memilih lagu "Yesus Sayang Padaku". Kami menjadi antusias sendiri dan tanpa mikir macem-macem langsung latihan nyanyi di warung makan itu tadi. Untungnya Praso bawa gitar. Akhirnya sekitar jam setengah 10 malem kami pindah latihan dirumah Gono lagi. Entah kepikiran apa, tau-tau aron ngambil Pianika dan bikin melodi untuk lagu tersebut. Mantaaaaabbb!!! Kami makin ga sabar ngeliat reaksi temen-temen dan bapak ibu guru semua yang hadir disana besok.
Akhirnya hari esoknya tiba. Karena aku salah satu panitia, jadi jam setengah 7 pagi udah harus dateng ke lokasi acara. Dengan mata yang masih setengah merem karena semaleman latihan lama buat tampil, alhasil beberapa kali sempet hampir ketiduran di sepanjang acara ibadah. 
Acara demi acara berganti dan akhirnya tiba saatnya untuk perlombaan tersebut. Pagi harinya kami sempat latihan lagi untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Kami menggunakan setelan jas dan pakaian formal lainnya. Untuk mengurangi grogi, kita sempet foto-foto dulu, mumpung ganteng. Ngarep jadi IL DIVO. Grup vokal yang kalo lagi nyanyi vibratonya bisa bikin bumi gempa 9,4 Skala Richter. "Hey, nopo adewe jenenge ora IS DIVO wae?" salah satu temen kita nyeletuk. "Hey, kenapa kita namanya engga IS DIVO aja?" IS singkatan dari Ilmu Sosial, dan Divo yaaa,, kita anggep Diva/idola aja gituu. Uwoooooooohhhh!!! Setelah menggelar tumpengan, kitapun sepakat pake nama itu. 
Kitapun dateng keruangan sambil nunggu giliran tampil. Nervous? Iya! Deg'deg'an? Iya! Kebelet boker? Iya! Untung bawa pispot di dalem tas. Gak lama kemudian kelas kami dipanggil. Begitu jalan kedepan panggung, gatau kenapa semuanya malah jadi rileks. Semua yang nonton nyorakin, dikira mungkin kita bakalan bisa kaya vokal grup yang hampir semua personilnya bisa mecah suara jadi sopran, alto, tenor, bass, atau apalah itu. Padahal batuk aja masih fales.
Kami megang mic satu-satu dan juga alat musik kami masing-masing. "Selamat siang, kami dari IS DIVO" sontak semuanya yang nonton pada ketawa, kenapa ada IL DIVO kw 5 disini. Bardiman pun mulai memetik gitar, semuanya terdiam, penasaran dengan kemampuan kami bernyanyi. Setelah kami bernyanyi pun semuanya tambah ketawa. *btw kami nyanyi lagunya caranya 1 kata per orang, ganti-gantian, berurutan. Cuma bagian reff yang nyanyi bareng. Asoy!
Seingatku, waktu itu yang dapet tepuk tangan paling meriah dari penonton adalah kelompok kami. Ya, kelompok yang terbentuk dari inisiatif dan inovasi untuk memberikan yang terbaik yang kami bisa berikan, karena hal itu merupakan tanggung jawab kami yang dalam masalah kali ini, adalah sebagai wakil kelas dan juga peserta lomba paduan suara. Break the rules, do your best!!
Walaupun kami tidak menang, kami mendapatkan sambutan luar biasa dari temen-temen yang hadir saat itu. Bangga? Iya! Puas? Iya! Sukses? Mayan! Kebelet boker? Itu kan dulu, sekarang tidak. Minum Lasegaarrr!!
Singkat cerita, kami tampil kedua kalinya saat Natal 2011 lalu, dimana kami berkolaborasi dengan 'Klenthenk' milik anak-anak IPA yaitu kw 3 dari grup 'Klanthink' yang beken lewat IMB.






 


NANTIKAN PERFORMANCE IS DIVO YANG KE 3, SPEKTAKULER, MENGGELEGAR, MENYEGARKAN, DAN MEMPESONA

COMING SOON ..







(*@~~~~~~~~~~0~~~~~~~~~~@*)