Minggu, 18 November 2012

Sebuah Renungan Singkat Untuk Mahasiswa (Baru)

Sudah hampir 3 bulan yang lalu mulai terlihat wajah-wajah baru dikampusku. Wajah yang masih malu-malu, wajah anak-anak kutu buku, maupun wajah-wajah yang terlihat bangga dan masih bersemangat. Wajah dari segelintir orang yang (katanya) masa depannya terjamin..
Mungkin semua itu berawal dari EUFORIA sebuah kelulusan, diterima di perguruan tinggi favoritnya, bertemu teman-teman baru, serta memulai hidup yang baru bagi sebagian anak.. 
SUGESTI. Sugesti bahwa merekalah orang-orang terpilih. Sugesti bahwa mereka adalah calon orang-orang hebat yang nantinya menjadi pemimpin atas dirinya sendiri dan orang lain. 
Semua itu mampu menumbuhkan KEYAKINAN bahwa Ia harus berusaha keras, lebih keras dari orang lain agar menjadi yang terbaik dari yang terbaik..
Akupun DULU seperti itu. Ya, dulu..
Saat semester pertama kuliah, semangat itu benar-benar ada. Belajar berjam-jam, berhari-hari untuk mendapatkan hasil terbaik. Bahkan pernah ada beberapa teman yang tidak percaya dengan intensitas belajarku. Namun banyak rekan-rekan lain yang menggunakan jalan curang untuk mendapatkan nilai yang tinggi, seperti meng-co-pas pekerjaan teman, meminta orang lain mengerjakan, membawa catatan kecil(contekan) saat ujian, ijin ke toilet untuk membuka catatan di ponsel dan lain-lain. Aku berusaha menahan diri untuk tidak melakukannya dengan harapan aku mendapat lebih banyak ilmu..
Akhirnya aku mendapatkan hasil yang sudah lumayan, paling tidak itu menurutku. Namun ketika aku menanyakan hasil dari teman-teman yang "kreatif" tersebut ternyata benar, mereka menang. Menang dengan selisih yang sangat jauh, diantara mereka bahkan beberapa hampir mendekati IP 4..
Oke, pendirianku goyah. Siapa yang tidak tergiur untuk bisa mendapatkan hasil setinggi itu dengan cara yang relatif lebih mudah?
Mungkin itu yang namanya STRATEGI. STRATEGI yang mengorbankan INTEGRITAS..
Akhirnya akupun terhanyut, terhanyut dalam strategi tersebut..
Lama kelamaan hal tersebut semakin tertancap dalam, masuk ke bagian pola pikirku. Begitu mendapati suatu kesulitan dalam tugas, terkadang aku langsung menyerah dan akan menggantungkan pada pekerjaan orang lain. Menyontek..
Perasaan bersalah tetap ada, tetapi bukan menjadi penghalang yang berarti. Dan akhirnya semua itu berdampak ke saat mendekati ujian akhir. Banyak materi yang tidak dikuasai dan ternyata menyebabkan ketidakbisaan saat mengerjakan ujian. Akhirnya indeks prestasi menjadi lebih buruk dari semester pertama..
Sedangkan mereka? Nilainya bertahan dari semester pertama. Aku tidak paham..
Ternyata ini juga bukan strategi yang cocok untukku..
Ya, bisa dibilang aku menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi lebih rajin lagi dan kesempatan mendapatkan hasil yang lebih baik. Namun kita perlu melihat dari sisi lain, tidak ada salahnya mencoba dan terjatuh demi mendapatkan metode yang cocok untuk kita. Aku bangga untuk yang satu ini.. 
Untuk kalian yang masih selalu bisa menyunggingkan senyum diwajah, yang selalu bisa menikmati hari demi hari, yang selalu menggengam sugesti dan keyakinan bahwa kesuksesan sudah digariskan dan ditakdirkan untuk kalian, PERTAHANKANLAH! Karena nantinya rekan-rekan kalian banyak yang mulai menyerah, atau bahkan berusaha merebut semangat itu dari kalian. Temukan jalan/cara yang tepat untukmu, gagal/salah itu biasa. Hargailah setiap WAKTU yang ada, karena kesempatan tidak akan datang 2 kali. Temukan MOTIVASImu masing-masing yang dapat membangkitkan semangatmu ketika kamu malas/patah semangat, entah apapun itu. BAGILAH ilmu yang kamu dapatkan, karena mengajari = belajar. Bangunlah RELASI dengan siapapun, baik mereka yang selalu membantumu atau menjatuhkanmu. Suatu saat kalian akan menyadari pentingnya hubungan tersebut. Yang terakhir, jangan pernah lupa BERSYUKUR tiap kamu mendapat suatu keberhasilan sekecil apapun itu..
Semoga coretan ini dapat berguna bagi kalian semua dan sekaligus menjadi sebuah tamparan bagi yang terlalu terlena dengan keadaan, termasuk diriku sendiri :)


Rekan-rekan seperjuangan saat semester 1 :)


Belajar keras!! Walaupun ujung-ujungnya dapet C :)


Jumat, 24 Agustus 2012

Lupa = Saat dimana kamu membutuhkan kantong Doraemon (Part 2)


Yap, makin diinget-inget makin aneh-aneh aja insiden kelupaan sesuatu yang pernah aku alamin sampe sekarang. Coba aja kalo kantong doraemon tu dari dulu-dulu dijual dimana-mana dan sama banyaknya kaya orang jualan rokok. Masalah jalan kaki hujan-hujan 5 kilometer bisa selesai dalam waktu kurang dari 5 detik pake pintu kemana saja. Simpel!
Beberapa kelalaian atau lebih tepatnya kebodohan lain yang pernah aku rasain adalah sebagai berikut ... :)

1. Hari kamis sore pukul setengah lima adalah saatnya kuliah bahasa inggris pada semester itu. Mandi udah, makan siang udah, tinggal beres-beres dan manasin motor buat kekampus. Tak disangka, tak dinyana, tidak ada logika, tiba-tiba turun ujan deres banget. Gak lama kemudian air udah menggenang. Ga mungkin kekampus dengan situasi kaya gini.
Akhirnya aku lipet celana panjang jadi selutut, pake jas ujan, sendal jepit, dan rencananya sepatu aku masukin plastik di dalem tas. Tanpa mikir macem-macem lagi akhirnya perjalanan 1,5 kilometer menerobos hujan deras aku lalui sambil berkata dalem hati "tungguu akuuu Bapak Doseeenn!! Akuu dataaaangg."
Setelah sampe parkiran, masih ada 15 menit sebelum kelas mulai. Bisa untuk siap-siap dulu pikirku. Dengan keadaan make sendal jepit & celana kaya orang kebanjiran aku berlari-lari kecil menuju kampus. Setelah sampai disamping gedung kampus, aku mau ganti sendal yang aku pake dengan sepatu yang aku simpan di tas. Setelah ngebuka tas, yang ada di dalem tas cuma binder sama kotak pensil. "Ohh, aku gantung dimotor berarti", pikirku saat itu. Ternyata di motorpun ga ada sepatuku disana. Yang berarti aku kekampus ga bawa sepatu. Ga ada orang dirumah. Sedangkan ga pake sepatu itu ga boleh ikut kuliah. "SHIIIIITTT!!! Gebleeekk Luuu Tiiooo!!" *jedotin pantat ke tembok (kalo kepala sakit)*. Sekali lagi, andai ada pintu kemana saja atau mesin waktu, masalah selesai! Akhirnya pada pertemuan waktu itu, aku tetep bisa ikut kuliah. Bersyukur ada teknologi bernama henpon :)

2. Beberapa minggu lalu aku nginep di rumah salah satu om di Tangerang. Sore itu aku sedang menikmati permen karet saat kemudian tiba giliranku mandi sebelum mau pergi jalan-jalan. Karena ga ada tempat sampah di dalem kamar mandi akhirnya aku tempelin dulu tuh permen karet ke tembok waktu aku mau sikat gigi (jangan ditiru!!!), dengan maksud langsung mau aku buang habis selesai mandi nanti. Tidak lama kemudian giliran omku yang mandi. "Koq ada permen karet nempel di kamar mandi ya ini??!!" Yap, aku lupa sama permen karet yang tadi aku tempel ditembok. Mau ditaruh dimana ini muka?

3. Beberapa bulan lalu sebelum ke kampus aku sempet mau ngisi bensin motor dulu. Setelah ngantri, giliranku tiba. Kunci motor aku bawa di tangan kanan. Karena mau ngebuka tutup tangki bensin, kunci motor sementara aku taruh di bagasi motor di bawah jok. "Dari nol ya Mas" suara  petugas disana memberitahukan. Sepintas tidak ada yang aneh, tidak ada tanda-tanda akan ada malapetaka, hidup begitu damainya berputar. Setelah aku membayar, aku lalu menutup tangki bensin, aku tutup jok motor. Aku ngeliat ke arah stang motor dan ke arah kunci jok motor. "Kenapa kunci motorku ga ada yaa?" gumamku saat itu. Bodoh bukan?

Dari sekian lama perenunganku ini, masalah kelupaan tidak bisa dipisahkan dari kata kecerobohan. Ceroboh   disebabkan kurang/tidak hati-hati. Kurang hati-hati kadang disebabkan karena meremehkan atau kurang berpikir panjang. Dan semuanya kembali ke kebiasaan kita sehari-hari. Apabila kita terbiasa untuk selalu berpikir kedepan mengenai resiko-resiko apa saja yang bisa terjadi ketika kita melakukan suatu hal, maka tentunya kita tidak akan mudah melakukan hal-hal sembrono yang berujung pada kesialan nantinya.
Semakin kita beranjak dewasa pola pikir kita akan berubah dan mengerti bahwa untuk meraih suatu hal ga ada jalan yang bener-bener praktis semudah ngambil alat di kantong doraemon. Begitu beruntungnya Nobita saat itu bisa didatengin oleh mesin yang dewa banget. Tapi karena sarana yang dipunyainya itulah dia jadi terbiasa untuk mengambil jalan pintas, memaksa untuk pinjam alat milik Doraemon tanpa mau berjuang terlebih dahulu. Akhirnya tngkah lakunya pun tidak berkembang, tidak bisa dewasa. Buktinya dari dulu aku belum sekolah sampe sekarang udah kuliah, Nobita masih teteeeeeeeeeeeeppp aja kelas 4 SD. #namanyajugakartun
Di dunia nyata waktu ga bisa diulang-ulang, gabisa pindah-pindah tempat dalam sekejap, ga ada pensil komputer, mesin pencabut bulu ketek ato apa itulah. Semuanya harus pake usaha dan apa resiko yang kamu dapet adalah bener-bener dari hasil apa yang kamu lakuin sebelumnya. Yap, semakin kita tua kita bakalan semakin kehilangan indahnya dunia imajinasi anak-anak, dimana masih banyak hal-hal ajaib diluar nalar. Hidup menjadi semakin keras dan penuh persaingan. 
Kabar baiknya adalah kartun Doraemon masih sering tampil di TV *lhoo
Cheers!!











Source image: kawaiikakkoiisugoi.com

Kamis, 23 Agustus 2012

IS Divo Begins!!

Sebelum masuk ke post kali ini, saya mau menyatakan 2 buah pengakuan dengan tujuan supaya setelah post ini dipublikasikan tidak akan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan maupun diuntungkan baik secara materi, jasmani, maupun rohani.
1. Yang pertama, saya mengucapkan permohonan maaf serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Saudara Hardiono Aron yang telah mencetuskan ide membuat post tentang IS DIVO ini (mau tahu apa itu IS DIVO? Lanjuuuuuuttt ...... ) yang dengan telah terpublikasikannya post ini berarti secara diam-diam saya sudah mencuri ide miliknya tersebut. Hidup itu KERAS jendraaaaalll..!! Ojo nesu yo, bar iki tak jajakke. Hehe
2. Yang kedua, ehhmmm..... Saya punya boyband.... Yak, bener. "BOYBAND".... Oke, sebut aja Grup Vokal biar nggak merinding lagi aku ngetiknya..

Jadi gini, yang bakal aku tulis disini adalah kisah lahirnya dan perjalanan karir sebuah grup yang penuh intrik beranggotakan 4 pemuda idaman mertua yang mencoba eksis di blantika musik SMA kami dulu..


Anggota:

1. Eldo C.R a.k.a Abon, Eldo'o. Sekilas fisiknya mirip Tria Changcuters. Penggemar bola, film2 box office, komik, dan game online. Anggota yang paling terpisah jauh, karena sekarang beliau sedang merantau untuk menuntut ilmu di kota Tangerang. Vokalis sekaligus backing vokal.



Eldo

2. Epafras B. a.k.a Efapras, Bardiman, Budi, Budi Anduk, Budi kain perca, Praso, Soki, Soba, Anak WC, Bassmanto, Progressive Boy, etc. Seorang aktivis dikampusnya. Anggota yang paling sering dibully & paling banyak musuh. Sering tidak bersahabat dengan perutnya sendiri saat beraktivitas. Vokal dan Gitaris.



Epafras

3. Baskara D. H. a.k.a Antio (?). Anggota yang paling jayus, suka bercanda, dan paling cinta budaya Indonesia (baca: jam karet). Sedang menuntut ilmu di Yogyakarta. Rajin kalo ada yang gratis-gratis. Tidak suka yang pedas-pedas. Vokal dan Jimbe.



Antio

4. Hardiono Aron a.k.a Gono, TB, Hardi. Pribadi yang sudah pernah saya perkenalkan di post sebelumnya.  1 kampus, 1 fakultas, dan 1 jurusan dengan Epafras. Vokal dan Pianika.



Aron


Dan lembar pertama kisah itupun dibuka...

Sore yang mendung itu kami berempat berkumpul di garasi rumah Gono untuk berlatih paduan suara mempersiapkan perlombaan paduan suara lagu-lagu rohani antar kelas yang akan diadakan esok harinya, saat memperingati acara Paskah SMA kami. Sebenernya yang harusnya dateng waktu itu bukan cuma kami berempat. Melainkan semua murid kelas 11 IPS 1 & 11 IPS 2. Karena hanya ada kami berempat, kami memutuskan untuk tidak jadi latihan dan sempat berniat untuk mengundurkan diri. Karena ga ada kerjaan, kami datang ke sekolah dan juga ke Gereja Bethany untuk melihat-lihat persiapan teman-teman panitia untuk acara esok hari. Persiapannya cukup baik dan aku juga sempat mendengar bahwa kelas-kelas lain sudah banyak yang berlatih paduan suara tersebut.
Karena sudah mulai malam, kami segera mencari warung makan. Warung penyetan di jalan kalimangkak kami datangi. Kami sudah mulai males untuk mikirin perlombaan besok, toh bukan salah kami juga kenapa kelas kami ga bisa tampil esok hari. Ditengah obrolan kami yang makin tidak jelas tiba-tiba salah satu dari kami kepikiran, "kenapa engga kita berempat aja yang tampil buat besok?"
Sekolah kami adalah sekolah Kristen, tiap tahun diadakan lomba seperti ini ketika merayakan Paskah. Diantara kami berempat, Aku(Antio) dan Gono adalah penghuni 11 IPS 1. Sedangkan Epafras dan Eldo adalah penghuni kelas 11 IPS 2.
Jujur pertama-tama aku masih ga yakin untuk tampil cuma berempat, sedangkan kelas lainnya 30an anak. Karena desakan dari 3 sobatku tadi, akhirnya akupun setuju. Eldo langsung ngibrit pulang ke rumah untuk ngambil buku lagu-lagu rohani, agar kami bisa memilih lagu yang 'sedikit' mudah dimainkan tanpa harus berlatih lama-lama. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, kami memilih lagu "Yesus Sayang Padaku". Kami menjadi antusias sendiri dan tanpa mikir macem-macem langsung latihan nyanyi di warung makan itu tadi. Untungnya Praso bawa gitar. Akhirnya sekitar jam setengah 10 malem kami pindah latihan dirumah Gono lagi. Entah kepikiran apa, tau-tau aron ngambil Pianika dan bikin melodi untuk lagu tersebut. Mantaaaaabbb!!! Kami makin ga sabar ngeliat reaksi temen-temen dan bapak ibu guru semua yang hadir disana besok.
Akhirnya hari esoknya tiba. Karena aku salah satu panitia, jadi jam setengah 7 pagi udah harus dateng ke lokasi acara. Dengan mata yang masih setengah merem karena semaleman latihan lama buat tampil, alhasil beberapa kali sempet hampir ketiduran di sepanjang acara ibadah. 
Acara demi acara berganti dan akhirnya tiba saatnya untuk perlombaan tersebut. Pagi harinya kami sempat latihan lagi untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Kami menggunakan setelan jas dan pakaian formal lainnya. Untuk mengurangi grogi, kita sempet foto-foto dulu, mumpung ganteng. Ngarep jadi IL DIVO. Grup vokal yang kalo lagi nyanyi vibratonya bisa bikin bumi gempa 9,4 Skala Richter. "Hey, nopo adewe jenenge ora IS DIVO wae?" salah satu temen kita nyeletuk. "Hey, kenapa kita namanya engga IS DIVO aja?" IS singkatan dari Ilmu Sosial, dan Divo yaaa,, kita anggep Diva/idola aja gituu. Uwoooooooohhhh!!! Setelah menggelar tumpengan, kitapun sepakat pake nama itu. 
Kitapun dateng keruangan sambil nunggu giliran tampil. Nervous? Iya! Deg'deg'an? Iya! Kebelet boker? Iya! Untung bawa pispot di dalem tas. Gak lama kemudian kelas kami dipanggil. Begitu jalan kedepan panggung, gatau kenapa semuanya malah jadi rileks. Semua yang nonton nyorakin, dikira mungkin kita bakalan bisa kaya vokal grup yang hampir semua personilnya bisa mecah suara jadi sopran, alto, tenor, bass, atau apalah itu. Padahal batuk aja masih fales.
Kami megang mic satu-satu dan juga alat musik kami masing-masing. "Selamat siang, kami dari IS DIVO" sontak semuanya yang nonton pada ketawa, kenapa ada IL DIVO kw 5 disini. Bardiman pun mulai memetik gitar, semuanya terdiam, penasaran dengan kemampuan kami bernyanyi. Setelah kami bernyanyi pun semuanya tambah ketawa. *btw kami nyanyi lagunya caranya 1 kata per orang, ganti-gantian, berurutan. Cuma bagian reff yang nyanyi bareng. Asoy!
Seingatku, waktu itu yang dapet tepuk tangan paling meriah dari penonton adalah kelompok kami. Ya, kelompok yang terbentuk dari inisiatif dan inovasi untuk memberikan yang terbaik yang kami bisa berikan, karena hal itu merupakan tanggung jawab kami yang dalam masalah kali ini, adalah sebagai wakil kelas dan juga peserta lomba paduan suara. Break the rules, do your best!!
Walaupun kami tidak menang, kami mendapatkan sambutan luar biasa dari temen-temen yang hadir saat itu. Bangga? Iya! Puas? Iya! Sukses? Mayan! Kebelet boker? Itu kan dulu, sekarang tidak. Minum Lasegaarrr!!
Singkat cerita, kami tampil kedua kalinya saat Natal 2011 lalu, dimana kami berkolaborasi dengan 'Klenthenk' milik anak-anak IPA yaitu kw 3 dari grup 'Klanthink' yang beken lewat IMB.






 


NANTIKAN PERFORMANCE IS DIVO YANG KE 3, SPEKTAKULER, MENGGELEGAR, MENYEGARKAN, DAN MEMPESONA

COMING SOON ..







(*@~~~~~~~~~~0~~~~~~~~~~@*)

Rabu, 04 Juli 2012

Lupa = Saat dimana kamu membutuhkan kantong Doraemon (Part 1)

Lupa: tidak ingat lagi, tidak sadar; tidak teringat; tidak diingat; lalai; lupa akan sesuatu
Oke, itu kalo yang ngomong Kamus. Kalo buat aku, Lupa adalah saat-saat dimana kamu bener-bener membutuhkan kantong ajaib Doraemon..

Mungkin gara-gara aku udah pengalaman dalam hal lupa-kelupaan, setiap sebelum pamit pulang habis maen dari rumah temen pasti aku bilang "ntar kalo ada yang ketinggalan besok bawain yaaa.." dan cara itu terbukti ampuh. Bukan terbukti ampuh jadi gak lupa, tapi terbukti ampuh-beneran-pasti-dibawain-barangnya-yang-ketinggalan..

Diantara banyak kasus-kasus lupa yang selalu silih berganti mewarnai lembaran goresan pena kehidupan hamba *opoojaaaall , ada beberapa kejadian yang bikin aku mikir, mungkin tingkat kelupaanku udah sampe level 19 dari skala 1-10. Well, diantaranya adalah sebagai berikut:

(Part 1)
Waktu kelas 1 SMP dulu aku pernah ikut les drum tiap senin sore. Tempat lesnya mayan jauh, mungkin 7-8 kilometer dari rumah. Kebetulan waktu itu berangkatnya dianter sama orangtua karena belom boleh & belom bisa naek motor. Setelah sampe, aku langsung les dengan riang gembira tanpa kepikiran apapun, termasuk masalah yang sebentar lagi bakan terjadi..
Waktu mau pulang aku nyari uang buat naik angkot. Saku kanan, saku kiri, saku belakang-kanan, saku belakang-kiri aku rogoh-rogoh semua. Oke, aku ga bawa uang & ga bawa dompet.. Whooooooooooottttttttttt????!!!!! Lupaa mintaaaa duitt!! Trus gimana mau pulaaaaangg?? Dewaaa Ojeeeekk, bantulahhh Dakuu!!! Aku baru inget orangtua lagi pergi dan waktu itu juga aku belom punya hape. Beberapa lama mikirin cara buat pulang, akhirnya kepikir beberapa ide brilian, minjem telepon punya tempat les-lesan buat nelpon rumah, gelantungan di bawah truk kaya di pilem-pilem action, atau pake pintu kemana saja. Ternyata cara yang pertama ga bisa, soalnya telpon tempat les-lesan cuma bisa buat nerima panggilan aja. Cara kedua juga gagal, soalnya ga tau caranya biar bisa-masuk-ke-bawah-truk-langsung-gelantungan-tapi-tanpa-kelindes. Cara yang ketiga juga percuma, pintu kemana saja cuma ada di hari minggu pagi di TV.
Setelah mendapat ilham-yang-darimana-gakjelas-asalnya, kaki ini mulai melangkah keluar dari tempat les-lesan dan berjalan kearah rumah. "Yakin nih mau jalan kaki?" kata-kata dari dalem hati. "Trus mau gimana lagi?" si mulut menjawab. "Puhleasseeeeeee, jangan jalan dooongg, kasian akikaa berduaa" si kaki malah protes. Akhirnya perdebatan sengit itu mengeluarkan suatu keputusan, "Maju terus pantang munduuurr!!"
Kondisi waktu itu lumayan gawat. Hampir jam setengah 6 sore, ga bawa jaket, ditambah hujan gerimis tapi agak deres. Apalagi belum belajar buat besok *dulu masih rajin *harap maklum. Untungnya di dalem tas masih ada payung. 
Setelah beberapa meter, aku inget kalo rumah Eyang/kakek berada ditengah-tengah antara rumahku dan tempat les-lesan. Jadi kira-kira aku cuma harus jalan sekitar 4-5 Km untuk sampai ke rumah Eyang. Waaahh, Tuhan mengirimkan secercah harapan yang memendar dalam kegelapan malam *opooooooikii 
Akhirnya setelah harus kepleset & kecipratan aer kotor beberapa kali, perjalanan yang memakan waktu 1 jam 43 menit 27 detik itu berakhir di rumah Eyang dengan kaki yang udah berubah jadi kaki Ade Rai..

Pelajaran yang bisa diambil: Rajin-rajinlah beli pulsa biar telponnya bisa buat nelepon, bukan cuma buat nerima aja!!


o~~~~~>> BERSAMBUNG <<~~~~~o

Rabu, 13 Juni 2012

Titik Akhir Perjuangan Putih Abu-Abu

Aku sedang duduk di halaman Gedung Grha Sabha Pramana UGM siang ini bersama beberapa temanku. Merenung, melamun. Di depanku, banyak sekali calon mahasiswa baru yang lalu-lalang. Ada yang bersama  orang tuanya, bersama teman-temannya maupun sendirian diantara keramaian. Terlihat juga beberapa mahasiswa yang mondar-mandir entah itu merupakan perwakilan fakultasnya untuk menghimpun adik-adik angkatannya ataupun sedang berjualan sesuatu seperti yang sedang saya lakukan hari ini.

Yang membuat aku merenung adalah suasana seperti ini pernah aku rasakan beberapa bulan yang lalu waktu aku mengikuti Tes TOEFL di gedung ini. Pada waktu itu aku sendirian datang ke Gedung GSP ini, tanpa ada teman satu pun yang menemani. Aku sempat mengamati pula beberapa teman-teman baruku ini yang juga mengikuti tes. "Saingan baru" pikirku saat itu.

Ya, hari ini adalah hari SNMPTN dan juga Tes TOEFL bagi mahasiswa baru jalur undangan di UGM.  Serasa waktu berjalan begitu cepat, karena terasa seperti masih sekitar 3 bulan yang lalu aku menghadapi SNMPTN seperti mereka. Padahal sudah setahun lamanya aku mengikutinya, tetapi pengalaman itu masih terasa segar di otakku.

Disini aku mau menceritakan kisah selama mengikuti SNMPTN 2011 lalu, kisah yang menurutku kaya nano-nano. Macem-macem rasanya..

Waktu itu aku sudah diterima sebagai salah satu mahasiswa baru Akuntansi di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Sebenernya sihh ga pernah kepikiran untuk ikut SNMPTN sama sekali, sampai akhirnya beberapa hari sebelum pendaftaran SNMPTN ditutup, orangtuaku menyarankan untuk mencoba ikut SNMPTN. Selain (katanya) kalau diterima prospek kerja lebih luas, rumahku yang di Yogyakarta memang jauh lebih dekat dengan UGM daripada universitas yang sudah aku daftar saat itu. Saat itupun aku setuju dan ga lama kemudian aku langsung ke bank untuk bayar biaya pendaftarannya. Baru mau buka pintu bank-nya, tiba-tiba namaku dipanggil oleh seorang laki-laki. Aku ngeliat ke arah datangnya suara, ada 2 orang pria yang duduk ditangga dekat parkiran bank. Ternyata kedua laki-laki itu adalah sahabat karibku di SMA. Sebut saja namanya Gono dan Damass. Mereka berdua sebelumnya ga tau kalau aku ikut tes SNMPTN, begitu juga aku tentang mereka.


Gono adalah sahabat satu kelas selama aku dikelas sosial 1. Dibalik prestasi akademiknya yang tidak terlalu menonjol saat SMA, ia pernah mendapat peringkat 4 se-Salatiga saat mengikuti Try Out USM STAN 2011. Saat itu aku peringkat 100an, lupa persisnya. Gono adalah keturunan Manado, orangnya gemuk,  rambutnya mohawk, sekilas mirip preman. Hehe. Tapi suasana kelas ga bakal rame tanpa ada Gono. Orangnya eksis dan temennya banyak banget tersebar dimana-mana.

Menurutku justru SNMPTN inilah momok bagi banyak siswa SMA yang sebenarnya. Kalo UAN sebenernya gampang-gampang aja kalo mau main curang. 1 kelas bisa kerjasama, ada yang soalnya udah bocor, dan masih banyak yang lain, kalian pasti tahu. Di SNMPTN ini aku daftar progdi Akuntansi di UGM. Udah, itu aja. Ga ada pilihan kedua, yang berarti kalo emang ga ketrima di UGM ya udah, selesai. Emang bukan jalannya masuk PTN.

Hari pertama...
Karena kebetulan tempat tes SNMPTNku sama dengan Gono, akhirnya kita janjian berangkat bareng dari Salatiga menuju ke tempat tes kami di fakultas hukum salah satu universitas negeri yang terkemuka di Semarang. Aku  naik motor sama ayahku sedangkan Gono dibonceng salah satu sahabatku bernama Liem mengendarai motor ke universitas tersebut. Kami berangkat pukul 5 pagi dan sampai di sana sekitar 1 setengah jam kemudian. Ternyata masih sepi, belum banyak orang yang datang. Cuma beberapa orang saja yang keliatan lagi belajar untuk menghadapi tes yang dimulai sekitar 45 menit lagi. Mungkin gara-gara grogi, perutku dan Gono tiba-tiba mules banget, dan kemudian langsung ke toilet untuk 'melaksanakan tugas'. Kami berpikir; hal pertama yang dilakuin orang lain di tempat tes SNMPTN adalah belajar atau mempersiapkan diri, sedangkan kami... BOKER. Yak, datang langsung BOKER...
Akhirnya di dalem toilet kami ketawa-ketawa mikirin apa yang sedang kami lakukan disini. Ditambah dengan kelakuan Liem yang ngelempar sabun lantai ke dalem bilik WC Gono ketika Gono mengeluh tidak ada sabun mandi di biliknya. Kami semakin tertawa terbahak-bahak hingga akhirnya kami keluar dari toilet. Ternyata disana sudah sangat banyak orang dan semua orang diruang diluar toilet tersebut melihat ke arah kami. Ternyata kami baru sadar kalo toilet ini ga ada pintunya, yang berarti semua kehebohan dan keributan kami di dalem kamar mandi kedengeran dari luar. Yak, mampuuusss.....
Lupakan masalah yang barusan. Aku dan Gono segera bersiap-siap menghadapi tes sebentar lagi dengan berbekal buku "Latihan Ampuh & CesPleng menghadapi SNMPTN" yang aku beli di pasar. Akhirnya waktu tes pun tiba, kami masuk ke ruangan kami masing-masing dan menghadapi soal-soal yang diberikan oleh panitia. Saat itu aku hanya berpatok pada waktu dan berusaha mengerjakan sebanyak mungkin yang aku bisa. 
Setelah pulang, aku dan Gono belajar bersama untuk besoknya karena masih ada tes untuk mata pelajaran IPS (kalo ga salah). Niat awal sih emang mau belajar. Ujung-ujungnya ngobrol..

Hari kedua...
Karena pada hari pertama peserta diminta untuk mengumpulkan fotocopy SKHUN, padahal pada saat itu SKHUN kami belum dibagikan, maka kami datang ke sekolah pada pagi harinya sebelum ke semarang. Proses yang ribet menyebabkan SKHUN kami baru bisa keluar pukul setengah 9 pagi, padahal tes dimulai pukul 10. Hari itu yang berangkat ke semarang hanya aku dan Gono saja. Karena terburu-buru, di perjalanan Gono sempat hampir terserempet mobil. Namun akhirnya kami bisa sampai di tujuan dengan selamat dan tidak terlambat. Aku ingat pada hari kedua ini banyak sekali soal yang tidak bisa aku kerjakan, yang paling parah adalah dari semua soal matematika hanya 5 nomor yang aku jawab dan juga untuk mata pelajaran sejarah 90% jawaban adalah memakai naluri (ngarang).
Hari itu sukses bikin aku jadi pesimis bisa lulus masuk PTN. 
Pulangnya giliran aku yang nyerempet mas-mas bawa keranjang gedhe. Apes. Lalu sempet mampir Indomaret bentar beli minum. #ga-penting-banget-sumpah

Selanjutnya, hari-hari dilewati dengan banyak-banyak berdoa biar bisa lulus SNMPTN. Padahal biasanya jarang.

Hari pengumuman..
Tanggal 30 Juni 2011, pukul 18:57
~ Nyalain laptop, pasang modem.

Pukul 19:02
~ Masuk web SNMPTN

Pukul 19:04
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:05
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:06
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:07
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:08 - 19:35
~ (masih) Keluar tulisan "Page Not Found" 

Pukul 19:36
~ *PUKUL LAPTOP* >> klik refresh

Pukul 19:37
~ Bisa masuk Web SNMPTN >> masukkan no.ujian. Berdoa

Pukul 19:41
~ Keluar tulisan "Selamat, anda lulus . . bla bla bla . . .

Pukul 19:42
~ mangap (masih ga percaya) >> klik refresh

Pukul 19:43
~ Keluar tulisan "Selamat, anda lulus . . bla bla bla . . .

Pukul 19:43
~ Badan gemeteran, panas dingin, masih mangap

Pukul 19:45
~  triak: Maaaaaaaah, Paaaaaaaaaaaaaaaaahh, aku ketrimaaaaaaaaaa. Huuaaaaaaaaaaaa !!!!!!!!!

Pukul 19:45
~ Baru sadar lagi dirumah sendiri

Pukul 19:47
~ update status FB (masih jaman)

Pukul 19:48 - selesai
~ Dapet banyak ucapan selamat dari temen-temen & juga saudara-saudara :')))


Wuaaaaa, seneng banget bisa diterima di salah satu PTN favorit. Sampai sekarang masih sering kepikiran betapa beruntungnya aku. Dari awalnya yang cuma ikut-ikutan aja ternyata bisa masuk PTN beneran. Thanks God, Thanks God, Thank You soooo Muuuucchh  ... :')

Di lain pihak, ternyata temen-temenku yang lain belum bisa seberuntung aku, termasuk Gono. Mereka belum bisa lolos masuk ke PTN yang mereka inginkan. Ga enak banget rasanya temen seperjuangan kita gagal sedangkan aku bersenang-senang. Kami udah berjuang bareng-bareng, konyol-konyolan bareng, santai-santai, dan akhirnya cuma aku yang beruntung. Mungkin rasanya mirip kaya ngeliat temen kita ga lulus UN, sedih, empati sama mereka. Akhirnya Gono masuk ke salah satu universitas di Salatiga. Denger-denger sekarang dia sedang menjadi salah satu calon perwakilan fakultasnya untuk Senat Mahasiswa di universitasnya. Wow, aku kagum sama prestasinya sekarang. Masa depan yang cerah sudah menunggumu kawan..

Suatu hari di SMA, aku sempet ketemu sama Gono, Yanto, serta temen-temenku yang lain. Mereka sontak langsung ngucapin selamat, begitu juga dengan guru-guru yang aku temuin di SMA. Baru kali ini aku merasa bener-bener puas sama diriku sendiri..

Sebagian besar temen-temenku masuk ke universitas swasta, yang pada umumnya bulan agustus udah pada masuk. Sedangkan aku masuk sekitar awal september..
Yang lainnya udah pada sibuk, aku masih bertapa dirumah. Gatau musti ngapain..

Hari-hari terakhir sebelum aku pindah ke Yogyakarta justru ga bisa aku habiskan sama temen-temen. Galau banget rasanya..
Sampai akhirnya 5 September 2011 aku pindah ke Yogyakarta..
Dan kehidupan baru pun dimulai...

Suatu hari saat sedang mengikuti kuliah, salah satu dosen berkata, "bukan UGM yang bikin kamu pandai, melainkan usahamu sendiri yang bisa bikin kamu pandai". Inti yang bisa aku tangkap adalah hanya dirimu sendiri yang bisa menentukan kesuksesanmu, bukan tergantung di universitas mana kamu kuliah saat ini. Maka berusahalah, agar menjadi yang terbaik, dimanapun kamu menggantungkan pendidikanmu saat ini..




Rabu, 14 Maret 2012

Tips Sukses Bangsa Jepang


Uwwooooooghhh, udah lama engga buka ginian. maklum udah dibanjiri sama tugas-tugas kuliah..

Btw, beberapa hari kemaren waktu aku lagi bongkar-bongkar rak buku, aku nemuin materi bacaan waktu SMA dulu yang dikasi sama guru geografi. Isinya tentang rahasia bangsa Jepang hingga akhirnya mereka bisa jadi bangsa yang besar seperti sekarang. Ini nih sifat-sifat mereka yang bikin mereka maju..



1.      Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam pegawai di Jepang adalah 2.450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1.957 jam/tahun), Inggris ( 1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Prancis (1.680 jam/tahun). Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Di kampus, professor juga biasa pulang malam (tepatnya pagi) sehingga mahasiswa tidak enak pulang duluan.

2.      Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era Samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena mengundurkan diri bagi para pejabat (menteri dan politikus) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal melaksanakan tugasnya. Efek negatifnya adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3.      Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap antikonsumerisme berlebihan ini tampak dalam berbagai bidang kehidupan. Contohnya para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju took sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. Banyak keluarga Jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, melainkan lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian. Profesor Jepang juga terbiasa naik sepeda tua ke kampus, bersama dengan mahasiswa-mahasiswanya. 

4.      Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karier di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari industri di Jepang yang sebagian besar hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5.      Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, melainkan orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Akan tetapi, ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah. Mobil yang dihasilkan juga relative lebih murah, ringan, mudah dikendarai, mudah dirawat, dan lebih hemat bahan bakar.

6.      Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun berada di bawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (Meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batu bara, biji besi, dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori ketika orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama Shippagaiku (ilmu kegagalan).

7.      Budaya Baca
Jangan kaget kalau Anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya, baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau bediri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP, maupun SMA, sehingga minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman).

8.      Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “satu orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang Amerika, tetapi sepuluh orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan sepuluh orang professor Jepang yang berkelompok”. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan rin-gi adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam rin-gi.

9.      Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Kalaupun kehabisan uang, mereka meminjam uang kepada orang tua yang nanti mereka kembalikan pada bulan berikutnya.

10.  Jaga Tradisi
Perkembangan teknologi dan ekonomi tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Pertanian merupakan tradisi leluhur dan asset penting di Jepang.
                                                                                                   

Kamis, 09 Februari 2012

Ternyata Billie Joe . . .

Siapa sih yang gatau band asal amrik "Green Day"? Paling engga, pernah denger lagunya laah, macem "American Idiot", "Boulevard of Broken Dreams", "Basket Case", ataupun "21 Guns" yang merupakan salah satu hits di album mereka yang paling baru, 21st Century Breakdown (2009). Band yang tenar melalui album ke 3nya yang berjudul "Dookie" (1994) ini menjadi salah satu ikon band punk di dunia, bukan hanya dinegara asalnya saja.

Band ini mempunyai 3 orang anggota, yaitu Billie Joe Armstrong (Lead Vocal/Guitar), Mike Dirnt (Vocal/Bass), dan Tre Cool (Vocal/Drums) yang mulai bergabung pada album kedua menggantikan John Kiffmeyer. Aku sebagai mantan anak band juga ngefans berat sama band ini, bahkan dikamarku yang lama pernah aku tempel 2 poster Green Day. Aku juga ngikutin terus perkembangan band ini sampe sekarang..

Beberapa hari kemarin aku sempet iseng2 nyari foto Billie Joe yang lagi berduaan sama istrinya melalui Google. Disana memang betul ada beberapa foto tersebut. Aku juga membuka salah satu foto Billie Joe ketika masih muda dengan rambut pirang. Foto itu ternyata berasal dari salah satu web yang aku tau isinya nyedia'in biodata2 orang terkenal gitu. Kemudian karena sudah aku buka, ya aku baca aja biodatanya, sampe aku ngebaca yang bagian Sexual orientation aku rada kaget, kenapa disitu ditulisnya "Bisexual" ???

Ini nih gambarnya . . .


Aku besarin nih . . .



Aku coba baca2 lagi sampe bawah, dan ternyata dibagian bawah juga ada penjelasannya..

Wew..
Lalu aku coba buka web-web lainnya, semacem wikipedia dan web-web lain yang membahas kehidupan Billie Joe, dan semuanya mengatakan hal yang sama, bahwa ia adalah seorang Biseksual..
Mungkin temen-temen udah ada yang tau, atau malah udah pada tau semua tentang hal ini. Kalo aku sendiri sih dulu udah pernah denger2 tentang berita ini, tapi ga percaya aja. Tapi sekarang kebukti bener dehh ternyata. Ehhmm, bagi temen-temen yang mungkin masih ga tau "Bisexual" itu apa, cari aja di Mbah Google yee ^^ hehe
Kalo aku sendiri, ga terlalu mempermasalahkan hal ini sih, udah terlanjur ngefans berat sama lagu-lagunya. Yang penting karya-karyanya bisa tetep keren, tetep eksis di dunia musik yang sekarang sedang diserang musik-musik bergenre techno(jedag-jedug) dan musik ala Boyband dan Girlband. Punk never dies!


Another turning point, a fork stuck in the road
Time grabs you by the wrist, directs you where to go
So make the best of this test, and don't ask why
It's not a question, but a lesson learned in time

It's something unpredictable, but in the end it's right.
I hope you had the time of your life . . . . .  (Good Riddance/Time of Your Life - Green Day)

Jumat, 03 Februari 2012

Tentang Guweeehh ...

Kemaren aku nemuin sebuah blog yang ngebahas tentang 'about.me' , apa itu about.me ? Dari hasil tangkapan saya, about.me itu kaya semacam web yang menyediakan layanan untuk menunjukkan profil diri kita. Profil akun kalian bisa kalian atur sendiri, bagaimana isinya, apa yang mau kalian cantumkan disitu. Akun itu juga bisa kalian connect-kan ke layanan jejaring sosial milikmu, seperti twitter, facebook, blogger akun, youtube, dan lain-lainnya..

Bikinnya ga ribet kok, ntar juga bisa diubah-ubah lagi data yang ada didalamnya. Bagi yang narsis dan pengen eksis, about.me adalah salah satu jalan yang cocok karena disana kalian bisa menampilkan profil kalian sekeren mungkin dan bisa juga mencari kenalan-kenalan baru. hehe. Langsung aja dehh, dateng ke https://about.me/

Ini adalah profil about.me milik saya, hehe. Baru kemaren saya ngebuatnya, jadi masih simple banget..

Let's Move On and Do it!!

Hari ini, kamis 2 Februari 2012 akan segera saya catat sebagai salah satu hari yang bersejarah dalam hidup saya..

Mengapa? Ya, hari ini saya berhasil melakukan kemajuan yang cukup berpengaruh terhadap kehidupan saya kelak, mengubah pandangan saya selama ini serta dengan melakukan hal tersebut saya telah berhasil mengatasi rasa takut saya selama ini..

Saya telah membuktikan sendiri bahwa "kegagalan adalah bukan akhir dari segalanya" karena dibalik kesuksesan saya kali ini, sebenarnya saya sudah 3x gagal melakukan hal yang sama. Namun karena sekarang saya sudah menjadi seorang mahasiswa, saya merasa tidak pantas untuk selalu terkungkung dalam pemikiran saya yang selalu merasa ogah atau takut untuk merasakan kegagalan yang ke 4x nya, karena saya tahu saya tidak akan bisa menjadi lebih baik apabila tidak terus mencobanya hingga berhasil. Dan juga, keberhasilan itu diperoleh melalui proses belajar. Kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya dijadikan sebagai suatu pelajaran agar kita berusaha untuk tidak mengulanginya lagi, serta kita bisa mencari jalan/cara yang sesuai untuk mewujudkan tujuan kita. Walaupun faktor keberuntungan juga menjadi salah satu hal yang menentukan suatu keberhasilan..

Mungkin kalian sedikit bertanya-tanya, sebenarnya hal macam apa yang sebenarnya saya bicarakan dari tadi. Hal yang selama ini membuat saya galau, parno, dan selalu membuat saya tidak pede dalam melakukannya tidak lain tidak bukan ialah ...

-------------------------> MASAK <---------------------------

Ya, masak...
Sekali lagi, masak..

Mungkin saya memang tidak berjodoh dengan yang namanya memasak. Hingga sebelum saya menulis post kali ini, saya hanya bisa memasak dua macam masakan. Mie instan rebus dan mie instan goreng. Namun, dari beberapa tahun lalu sebenarnya saya sudah mencoba untuk memasak salah satu makanan yang paling simpel dan mendunia lainnya. "Nasi telor". Dan saya mempunyai beberapa pengalaman buruk yang memilukan dalam usaha saya selama ini menaklukan sang telor yang tidak berdosa..

Pengalaman pertama saya memasak adalah ketika saya mau mencoba memasak telor orak-arik. Semuanya berjalan lancar hingga saat saya memasuki tahap memecahkan kulit telor. Karena saya belum pernah mempraktekan hal itu sebelumnya, alhasil ketika membuka telor tersebut tangan saya menjadi belepotan dengan telor tersebut. Kemudian, kebodohan saya selanjutnya adalah saya memasukkan garam pada saat telor tersebut sudah saya orak-arik dan sudah hampir matang. Akhirnya setelah saya makan, rasanya kaya kertas. Hambar..

Yang kedua, beberapa waktu setelah saya mencoba masak telor untuk yang pertama kali, saya ingin mencoba untuk memasak yang kedua kalinya. Berbekal pengalaman pahit pada pengalaman pertama, saya bertekad untuk harus berhasil memasak pada kesempata kali ini. Tak disangka tak dinyana, kali ini ketika saya membuka kulit telor tersebut tangan saya menekan terlalu keras, sehingga telor tersebut hancur dan isinya meloncat ke lantai. Saya shock..

Yang ketiga, mungkin sekitar beberapa bulan setelah pengalaman yang lalu (yang menyebabkan saya diomeli dan akhirnya saya tidak jadi makan gara-gara harus membersihkan lantai dapur sendirian) karena tidak ada lauk di meja makan, saya memeriksa lemari dapur dan saya melihat beberapa telor terpajang disana. Walaupun saya masih belum pede untuk mencobanya kembali, saya tidak mempunyai pilihan lain, karena ini adalah solusi yang paling cepat. Tak disangka tak dinyana, kali ini ketika saya membuka kulit telor tersebut tangan saya menekan terlalu keras(lagi), sehingga telor tersebut hancur dan isinya meloncat ke lantai(lagi). Kali ini saya bukan hanya shock, tetapi menjadi panik juga. Kemudian saya segera melemparkan gombal atau semacam kain lap/pel ke telur yang jatuh dilantai tersebut, berharap telor tersebut bisa terserap ke kain tersebut seperti air. Ternyata tidak bisa. Ya, ide yang bodoh..

Kemudian selama beberapa tahun saya hanya mengandalkan mie instan apabila menghadapi keadaan tidak ada makanan, ataupun jalan lainnya adalah membeli makan diluar. Hingga akhirnya tibalah hari ini, ketika saya terbangun setengah 11 siang dan entah darimana ide tersebut berasal, pagi(siang) ini saya ingin sarapan dengan telor dadar bikinan sendiri. Sempat terasa grogi ketika saya menatap telor yang akan segera saya masak. Kali ini siapakah yang akan menang diantara kita? *background music Mortal Kombat*

Prinsip yang selalu saya pegang adalah 'tenang' dan 'jangan menoleh kebelakang'. Melihat masa lalu maksud saya, dimana saya selalu sial hingga akhirnya sempat kapok memasak telor. Detik demi detik berlalu, memanaskan minyak, memecahkan telor pun juga berjalan lancar, kemudian saya campur dengan sedikit garam dan bumbu, kemudian setelah saya kocok saya menuangkannya ke dalam wajan/penggorengan, ditunggu sebentar dan kemudian di bolak-balik. Setelah berwarna kuning kecoklatan, segera saya matikan apinya dan saya angkat telornya. Proses terakhir adalah mencicipinya, apabila rasanya masih seperti kertas berarti gagal untuk yang ke 4x nya..

Saya menaruh nasi di piring dan kemudian meletakkan telor tersebut diatasnya. Saya segera memakan sendokan yang pertama, saya kunyah, saya rasakan, dan ternyata . . . Enaaaakkk :D

Akhirnya saya berhasil melakukannya untuk yang pertama kalinya. Huahahahaha

Keberhasilan itu datang ketika kita mulai bisa melakukan hal-hal kecil seperti ini, yang seiring berjalannya waktu akan berkembang dengan sendirinya menjadi hal-hal yang besar, tergantung bagaimana niat kita untuk selalu mencoba dan tidak segera berpuas diri :)

Let's Move On Guys !!

Sedikit bukti bahwa saya telah berhasil melakukannya (sori gambar jelek, pake webcam ngefotonya) ..