Rabu, 13 Juni 2012

Titik Akhir Perjuangan Putih Abu-Abu

Aku sedang duduk di halaman Gedung Grha Sabha Pramana UGM siang ini bersama beberapa temanku. Merenung, melamun. Di depanku, banyak sekali calon mahasiswa baru yang lalu-lalang. Ada yang bersama  orang tuanya, bersama teman-temannya maupun sendirian diantara keramaian. Terlihat juga beberapa mahasiswa yang mondar-mandir entah itu merupakan perwakilan fakultasnya untuk menghimpun adik-adik angkatannya ataupun sedang berjualan sesuatu seperti yang sedang saya lakukan hari ini.

Yang membuat aku merenung adalah suasana seperti ini pernah aku rasakan beberapa bulan yang lalu waktu aku mengikuti Tes TOEFL di gedung ini. Pada waktu itu aku sendirian datang ke Gedung GSP ini, tanpa ada teman satu pun yang menemani. Aku sempat mengamati pula beberapa teman-teman baruku ini yang juga mengikuti tes. "Saingan baru" pikirku saat itu.

Ya, hari ini adalah hari SNMPTN dan juga Tes TOEFL bagi mahasiswa baru jalur undangan di UGM.  Serasa waktu berjalan begitu cepat, karena terasa seperti masih sekitar 3 bulan yang lalu aku menghadapi SNMPTN seperti mereka. Padahal sudah setahun lamanya aku mengikutinya, tetapi pengalaman itu masih terasa segar di otakku.

Disini aku mau menceritakan kisah selama mengikuti SNMPTN 2011 lalu, kisah yang menurutku kaya nano-nano. Macem-macem rasanya..

Waktu itu aku sudah diterima sebagai salah satu mahasiswa baru Akuntansi di salah satu universitas swasta di Yogyakarta. Sebenernya sihh ga pernah kepikiran untuk ikut SNMPTN sama sekali, sampai akhirnya beberapa hari sebelum pendaftaran SNMPTN ditutup, orangtuaku menyarankan untuk mencoba ikut SNMPTN. Selain (katanya) kalau diterima prospek kerja lebih luas, rumahku yang di Yogyakarta memang jauh lebih dekat dengan UGM daripada universitas yang sudah aku daftar saat itu. Saat itupun aku setuju dan ga lama kemudian aku langsung ke bank untuk bayar biaya pendaftarannya. Baru mau buka pintu bank-nya, tiba-tiba namaku dipanggil oleh seorang laki-laki. Aku ngeliat ke arah datangnya suara, ada 2 orang pria yang duduk ditangga dekat parkiran bank. Ternyata kedua laki-laki itu adalah sahabat karibku di SMA. Sebut saja namanya Gono dan Damass. Mereka berdua sebelumnya ga tau kalau aku ikut tes SNMPTN, begitu juga aku tentang mereka.


Gono adalah sahabat satu kelas selama aku dikelas sosial 1. Dibalik prestasi akademiknya yang tidak terlalu menonjol saat SMA, ia pernah mendapat peringkat 4 se-Salatiga saat mengikuti Try Out USM STAN 2011. Saat itu aku peringkat 100an, lupa persisnya. Gono adalah keturunan Manado, orangnya gemuk,  rambutnya mohawk, sekilas mirip preman. Hehe. Tapi suasana kelas ga bakal rame tanpa ada Gono. Orangnya eksis dan temennya banyak banget tersebar dimana-mana.

Menurutku justru SNMPTN inilah momok bagi banyak siswa SMA yang sebenarnya. Kalo UAN sebenernya gampang-gampang aja kalo mau main curang. 1 kelas bisa kerjasama, ada yang soalnya udah bocor, dan masih banyak yang lain, kalian pasti tahu. Di SNMPTN ini aku daftar progdi Akuntansi di UGM. Udah, itu aja. Ga ada pilihan kedua, yang berarti kalo emang ga ketrima di UGM ya udah, selesai. Emang bukan jalannya masuk PTN.

Hari pertama...
Karena kebetulan tempat tes SNMPTNku sama dengan Gono, akhirnya kita janjian berangkat bareng dari Salatiga menuju ke tempat tes kami di fakultas hukum salah satu universitas negeri yang terkemuka di Semarang. Aku  naik motor sama ayahku sedangkan Gono dibonceng salah satu sahabatku bernama Liem mengendarai motor ke universitas tersebut. Kami berangkat pukul 5 pagi dan sampai di sana sekitar 1 setengah jam kemudian. Ternyata masih sepi, belum banyak orang yang datang. Cuma beberapa orang saja yang keliatan lagi belajar untuk menghadapi tes yang dimulai sekitar 45 menit lagi. Mungkin gara-gara grogi, perutku dan Gono tiba-tiba mules banget, dan kemudian langsung ke toilet untuk 'melaksanakan tugas'. Kami berpikir; hal pertama yang dilakuin orang lain di tempat tes SNMPTN adalah belajar atau mempersiapkan diri, sedangkan kami... BOKER. Yak, datang langsung BOKER...
Akhirnya di dalem toilet kami ketawa-ketawa mikirin apa yang sedang kami lakukan disini. Ditambah dengan kelakuan Liem yang ngelempar sabun lantai ke dalem bilik WC Gono ketika Gono mengeluh tidak ada sabun mandi di biliknya. Kami semakin tertawa terbahak-bahak hingga akhirnya kami keluar dari toilet. Ternyata disana sudah sangat banyak orang dan semua orang diruang diluar toilet tersebut melihat ke arah kami. Ternyata kami baru sadar kalo toilet ini ga ada pintunya, yang berarti semua kehebohan dan keributan kami di dalem kamar mandi kedengeran dari luar. Yak, mampuuusss.....
Lupakan masalah yang barusan. Aku dan Gono segera bersiap-siap menghadapi tes sebentar lagi dengan berbekal buku "Latihan Ampuh & CesPleng menghadapi SNMPTN" yang aku beli di pasar. Akhirnya waktu tes pun tiba, kami masuk ke ruangan kami masing-masing dan menghadapi soal-soal yang diberikan oleh panitia. Saat itu aku hanya berpatok pada waktu dan berusaha mengerjakan sebanyak mungkin yang aku bisa. 
Setelah pulang, aku dan Gono belajar bersama untuk besoknya karena masih ada tes untuk mata pelajaran IPS (kalo ga salah). Niat awal sih emang mau belajar. Ujung-ujungnya ngobrol..

Hari kedua...
Karena pada hari pertama peserta diminta untuk mengumpulkan fotocopy SKHUN, padahal pada saat itu SKHUN kami belum dibagikan, maka kami datang ke sekolah pada pagi harinya sebelum ke semarang. Proses yang ribet menyebabkan SKHUN kami baru bisa keluar pukul setengah 9 pagi, padahal tes dimulai pukul 10. Hari itu yang berangkat ke semarang hanya aku dan Gono saja. Karena terburu-buru, di perjalanan Gono sempat hampir terserempet mobil. Namun akhirnya kami bisa sampai di tujuan dengan selamat dan tidak terlambat. Aku ingat pada hari kedua ini banyak sekali soal yang tidak bisa aku kerjakan, yang paling parah adalah dari semua soal matematika hanya 5 nomor yang aku jawab dan juga untuk mata pelajaran sejarah 90% jawaban adalah memakai naluri (ngarang).
Hari itu sukses bikin aku jadi pesimis bisa lulus masuk PTN. 
Pulangnya giliran aku yang nyerempet mas-mas bawa keranjang gedhe. Apes. Lalu sempet mampir Indomaret bentar beli minum. #ga-penting-banget-sumpah

Selanjutnya, hari-hari dilewati dengan banyak-banyak berdoa biar bisa lulus SNMPTN. Padahal biasanya jarang.

Hari pengumuman..
Tanggal 30 Juni 2011, pukul 18:57
~ Nyalain laptop, pasang modem.

Pukul 19:02
~ Masuk web SNMPTN

Pukul 19:04
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:05
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:06
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:07
~ Keluar tulisan "Page Not Found" >> klik refresh

Pukul 19:08 - 19:35
~ (masih) Keluar tulisan "Page Not Found" 

Pukul 19:36
~ *PUKUL LAPTOP* >> klik refresh

Pukul 19:37
~ Bisa masuk Web SNMPTN >> masukkan no.ujian. Berdoa

Pukul 19:41
~ Keluar tulisan "Selamat, anda lulus . . bla bla bla . . .

Pukul 19:42
~ mangap (masih ga percaya) >> klik refresh

Pukul 19:43
~ Keluar tulisan "Selamat, anda lulus . . bla bla bla . . .

Pukul 19:43
~ Badan gemeteran, panas dingin, masih mangap

Pukul 19:45
~  triak: Maaaaaaaah, Paaaaaaaaaaaaaaaaahh, aku ketrimaaaaaaaaaa. Huuaaaaaaaaaaaa !!!!!!!!!

Pukul 19:45
~ Baru sadar lagi dirumah sendiri

Pukul 19:47
~ update status FB (masih jaman)

Pukul 19:48 - selesai
~ Dapet banyak ucapan selamat dari temen-temen & juga saudara-saudara :')))


Wuaaaaa, seneng banget bisa diterima di salah satu PTN favorit. Sampai sekarang masih sering kepikiran betapa beruntungnya aku. Dari awalnya yang cuma ikut-ikutan aja ternyata bisa masuk PTN beneran. Thanks God, Thanks God, Thank You soooo Muuuucchh  ... :')

Di lain pihak, ternyata temen-temenku yang lain belum bisa seberuntung aku, termasuk Gono. Mereka belum bisa lolos masuk ke PTN yang mereka inginkan. Ga enak banget rasanya temen seperjuangan kita gagal sedangkan aku bersenang-senang. Kami udah berjuang bareng-bareng, konyol-konyolan bareng, santai-santai, dan akhirnya cuma aku yang beruntung. Mungkin rasanya mirip kaya ngeliat temen kita ga lulus UN, sedih, empati sama mereka. Akhirnya Gono masuk ke salah satu universitas di Salatiga. Denger-denger sekarang dia sedang menjadi salah satu calon perwakilan fakultasnya untuk Senat Mahasiswa di universitasnya. Wow, aku kagum sama prestasinya sekarang. Masa depan yang cerah sudah menunggumu kawan..

Suatu hari di SMA, aku sempet ketemu sama Gono, Yanto, serta temen-temenku yang lain. Mereka sontak langsung ngucapin selamat, begitu juga dengan guru-guru yang aku temuin di SMA. Baru kali ini aku merasa bener-bener puas sama diriku sendiri..

Sebagian besar temen-temenku masuk ke universitas swasta, yang pada umumnya bulan agustus udah pada masuk. Sedangkan aku masuk sekitar awal september..
Yang lainnya udah pada sibuk, aku masih bertapa dirumah. Gatau musti ngapain..

Hari-hari terakhir sebelum aku pindah ke Yogyakarta justru ga bisa aku habiskan sama temen-temen. Galau banget rasanya..
Sampai akhirnya 5 September 2011 aku pindah ke Yogyakarta..
Dan kehidupan baru pun dimulai...

Suatu hari saat sedang mengikuti kuliah, salah satu dosen berkata, "bukan UGM yang bikin kamu pandai, melainkan usahamu sendiri yang bisa bikin kamu pandai". Inti yang bisa aku tangkap adalah hanya dirimu sendiri yang bisa menentukan kesuksesanmu, bukan tergantung di universitas mana kamu kuliah saat ini. Maka berusahalah, agar menjadi yang terbaik, dimanapun kamu menggantungkan pendidikanmu saat ini..